Sunday, July 15, 2012

RESENSI BUKU

Judul Buku : Mudahkan Jangan Susahkan
Penulis : Syed Alwi Alatas
Penerbit : Galeri Ilmu Ddn. Bhd
Tebal : 270 halaman

SERING kali setiap orang melakukan kerja-kerja berat yang sejatinya dapat dilakukan dengan mudah. Bahkan, karena sudah menjadi kebiasaan umum, sehingga muncul ungkapan “kalau bisa sulit kenapa dipermudah”?. Barangkali tidak semua orang bermasalah dengan adanya kesusahan, namun adakalanya kesusahan membuat manusia murung, bersedih hati, bahkan tak jarang menimbulkan penyakit fisik.

Tak pelak, penulis mencoba melakukan penyelidikan sederhana dengan menggoogle penyataan “mengapa susah” dan “mengapa mudah”. Ternyata, hasilnya menunjukkan, “mengapa mudah” lebih banyak yakni sekitar 21.1 juta berbanding 15.5 juta hasil pencarian. Dengan demikian, nampaknya manusia memiliki kecenderungan untuk mempermudah semua kegiatannya dan berfikir bahwa hidup semestinya senantiasa mudah. Akan tetapi, sayangnya hakikat hidup tidak demikian adanya.

Menyadari bahwa tidak segala sesuatu berjalan dengan mudah, maka buku ini mencoba memberikan renungan melalui kisah-kisah inspiratif dalam menghadapi kesusahan hidup. Salah satu contoh inspiratif yaitu ketika Emha Ainun Najib, seorang penyair Indonesia, suatu hari pergi ke sebuah kedai. Namun dia heran karena kedai itu tidak ada penjaganya. Seketika si penjaga muncul, Emha menegurnya,”Anda pergi ke mana? Mengapa kedainya tidak dijaga? Kalau saya mencuri bagaimana?” Penjaga itu hanya tersenyum seraya berkata, ”Kalau Anda mencuri di kedai saya, itu bukan masalah saya. Itu masalah Anda dan Tuhan.”

Kisah ini menggambarkan bahwa kita tidak perlu bersikap berlebihan dan akhirnya menimbulkan kesusahan bagi diri sendiri dan orang lain. Hidup ini sudah susah, mengapa harus dijadikan semakin susah dengan banyak memikirkan dan terlalu bimbang? Penulis lantas memberikan kata semangat yang mengandung makna mendalam dan patut kita renungi, yaitu ”Awal kebahagiaan manusia adalah saat dia menyadari bahwa
kehidupan tanpa masalah dan kesusahan merupakan sesuatu yang mustahil dan karenanya kesusahan harus diterima dengan lapang dada.”

Kisah di atas hanyalah satu cuplikan diantara kisah-kisah inspiratif lain yang muncul berdasar dari realitas kehidupan manusia. Buku ini menarik karena secara ringkas dan padat menyediakan berbagai macam pelajaran yang dapat kita jadikan referensi dalam menyikapi problematika hidup kita sehari-hari. Buku ini terbagi menjadi sepuluh bab, yakni pada bab 1 berisi Manusia dan Kesusahan Hidup, Bab 2 tentang Tuhan tidak Ingin Menyusahkan Manusia, Bab 3 adalah Jangan Semua dipandang Mudah, Bab 4 Susah di dalam dan Susah di luar. Enam Bab berikutnya secara berurutan berisi; Hadapilah Kesusahan itu, Belajar dari Sejarah, Apakah ini Menyusahkan? Kemudahan akan Menemui Jalannya, Agar Menjadi Mudah, dan terakhir Mudahkan Diri, Mudahkan orang lain.

Pada akhir buku ini, penulis mengajak segenap pembaca untuk terus mengambil pelajaran dari kesusahan dan kemudahan yang kita alami serta terus “membeli” semangat dalam mengejar kemudahan. Penulis memberikan keyakinan bahwa kesusahan adalah suatu tantangan dan hiburan dalam hidup karena ia dapat mendorong seseorang untuk belajar tabah. Jadi, mengapa kita harus takut dan sedih dalam kesusahan?
Bukankah sabar ditambah senyuman pada akhirnya akan membawa kemudahan? Karena itu, jangan susah. Jadikan ia mudah

Oleh:
Dimas B.W. Kusuma
Dimuat dalam Buletin FOTAR, IIUM

No comments:

Post a Comment